Saturday, January 26, 2013

Struktur Jaringan Tubuh Cacing Gilig (Nemathelminthes)


Struktur Jaringan Tubuh Cacing Gilig (Nemathelminthes)- Nemathelminthes berasal dari kata nematos yang artinya benang dan helminthes yang berarti cacing. Cacing Nemathelminthes sering disebut juga cacing gilig karena cacing ini tidak terbagi menjadi segmen-segmen dan dengan bentuk tubuh yang silindris. Nama lain Nemathelminthes adalah Nematoda. Nematoda termasuk hewan pseudoselomata. Cacing yang tergolong dalam filum Nemathelminthes. Sebagian cacing gilig hidup bebas di air atau di tanah, dan sebagian parasit pada hewan atau manusia. Cacing ini berukuran kecil (mikroskopis) Ukuran nematoda berkisar dari yang berukuran kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m, dan tubuh dilapisi kutikula. Cacing Nemathelminthes sudah mempunyai saluran pencernaan yang lengkap dan permanen. Cacing ini bernapas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh dan memiliki cairan mirip darah sebagai alat transportasi. Reproduksi cacing gilig secara seksual, ovipar, dan jenis kelamin terpisah (gonochoris). Cacing jantan berukuran lebih kecil daripada cacing betina. Hewan ini ditemukan di habitat air, tanah lembap, jaringan tumbuhan serta pada cairan dan jaringan hewan lainnya. Menurut Campbell (1998: 602), sekitar 80.000 spesies Nematoda telah diketahui. Nematoda yang ada, jumlahnya 10 kali lipat dari nematoda yang telah diketahui. Fertilisasi terjadi secara internal dan betina mampu menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir atau lebih setiap harinya.
Sekitar 50 spesies Nematoda hidup parasit pada manusia. Contoh spesies yang hidup parasit pada manusia adalah Ascaris lumbricoides (cacing perut), Wuchereria brancofti (cacing rambut), Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Oxyuris vermicularis (cacing kremi), dan Trichinella spiralis. Semua spesies tersebut menyebabkan penyakit pada manusia.
Di antara hewan multiseluler, mungkin hewan ini mempunyai jenis dan individu terbanyak setelah insekta. Cacing Nemathelminthes dapat ditemukan di mana saja. Mungkin, tidak ada kelompok lain yang dapat ditemukan pada semua habitat, seperti halnya cacing ini. Kebanyakan dari cacing Nemathelminthes hidup bebas di air dan di tanah. Cacing yang hidup di tanah kadang-kadang dapat merusak akar tumbuhan. Sebagian jenis lainnya hidup sebagai parasit, baik pada jaringan atau cairan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan. Pada tumbuhan, cacing Nemathelminthes dapat hidup pada akar, biji gandum, getah pohon yang luka. Pada hewan atau manusia, cacing ini dapat hidup di usus, darah, dan organ-organ lain. Telur cacing ini berukuran mikroskopik dan tahan terhadap lingkungan yang kurang baik. Nemathelminthes merupakan hewan triploblastik yang mempunyai selom semu. Oleh karena itu, digolongkan dalam hewan triploblastik pseudoselomata.
Seperti disebutkan di atas, cacing Nemathelminthes sudah mempunyai pencernaan sempurna, artinya mempunyai mulut dan anus. Ukuran tubuh cacing Nemathelminthes pada umumnya kecil dan banyak yang mikroskopik. Tubuh bagian luar ditutupi oleh lapisan kutikula. Cacing ini tidak mempunyai sistem sirkulasi (pembuluh darah) dan sistem pernapasan. Cacing betina pada umumnya lebih besar daripada cacing jantan. Gonad biasanya berhubungan langsung dengan saluran alat kelamin. Untuk mengenal cacing ini, mungkin di sekolah ada awetan cacing Ascarisuntuk diamati. Jika tidak ada kalian dapat mengamati Gambar 8.18. Coba jelaskan perbedaan cacing jantan dan cacing betina!
Gambar 8.18 Bagan Ascaris jantan dan betinaGambar 8.18 Bagan Ascaris jantan dan betina
Semua Nemathelminthes tidak melakukan perkembangbiakan aseksual. Jadi, perkembangbiakannya dilakukan secara seksual. Alat kelamin jantan dan betina terpisah (dioecius). Cacing betina umumnya berukuran lebih besar daripada cacing jantan. Betina dan jantan juga dapat dibedakan dari ekornya. Pada cacing jantan, bagian ekornya (posterior), di dekat lubang anus, terdapat tonjolan yang disebut penial setae yang digunakan untuk kopulasi, sedangkan pada betina tidak ada. Beberapa jenis Nemathelminthes yang hidup parasit pada saluran pencernaan manusia, di antaranya Ascaris, Ankylostoma/Necator, Trichiuris, dan Enterobius.
NemathelminthesContoh spesies dari phylum Nematoda, yaitu (a) Cacing kremi (Oxyuris vermicularis) dan (b) cacing rambut (Wuchereria brancofti).
Selain itu, banyak pula yang hidup parasit pada saluran pencernaan kuda, kambing, biri-biri, babi, anjing, dan ayam. Cacing Trichinella larvanya membuat kista di otot babi, kuda, dan manusia. Cacing Wuchereria bancrofti hidup pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit kaki gajah. Berikut ini contoh daur hidup cacing parasit Ascaris lumbricoides pada manusia. Ascaris lumbricoides merupakan cacing yang menyebabkan penyakit ascariasis. Stadium dewasanya ada pada usus halus manusia. Telur cacing yang telah membentuk embrio, mula-mula keluar bersama feses, kemudian termakan oleh inang (manusia) dan menetas di usus halus menjadi larva kecil. Larva kemudian menembus dinding usus masuk ke peredaran darah dan sampai ke paru-paru. Dari paru-paru, larva sampai ke trakea lalu ke faring. Dari sini larva tersebut dapat tertelan kembali sampai ke usus halus dan menjadi dewasa di sana.
Beberapa contoh cacing Nemathelminthes adalah sebagai berikut.
a. Ascaris lumbricoides
Cacing ini sering disebut cacing gelang atau cacing perut karena bersifat parasit di dalam usus halus manusia. Cacing dewasa dapat mencapai panjang 40 cm dengan permukaan tubuh yang licin dan dilindungi lapisan kutikula. Di dalam usus halus, cacing dewasa bertelur, kemudian telur yang mengandung embrio ini keluar bersama feses. Telur ini jika ikut termakan oleh manusia akan menetas di usus (infeksi pasif). Larva dapat menembus dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah menuju paru-paru. Larva kemudian menuju ke faring dan bila tertelan akan masuk ke usus halus. Di dalam usus halus cacing menghisap sari makanan dan mulai bertelur setelah dewasa.
b. Ancylostoma duodenale
Cacing ini dikenal sebagai cacing tambang yang persebarannya di daerah tropis Asia dan Afrika. Di daerah Amerika terdapat cacing yang serupa yang dikenal sebagai Necator americanus. Cacing tambang berukuran 1 – 1,5 cm dan bersifat parasit dalam usus manusia. Pada mulutnya terdapat kait berupa gigi dari kitin untuk melekat dan melukai dinding usus inangnya. Cacing ini mengisap darah inang sehingga dapat menyebabkan anemia. Penyakit yang disebabkan cacing tambang disebut ankilostomiasis. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan telur ini dapat keluar bersama feses. Di tempat yang lembab dan becek telur dapat menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform. Larva kemudian berkembang menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki atau tangan dan masuk ke dalam sistem peredaran darah menuju ke jantung, paru-paru, faring, tenggorok, dan masuk ke dalam usus (infeksi aktif). Cacing kemudian mengisap darah pada dinding usus.
c. Trichinella spiralis
Trichinella spiralis sering disebut cacing otot. Cacing ini bersifat parasit di usus manusia, babi, dan tikus yang dapat menyebabkan penyakit trikinosis. Larva dapat masuk bersama
makanan ke dalam usus. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan menghasilkan larva. Larva dapat menembus usus mengikuti aliran darah dan bergerak menuju otot.
d. Enterobius vermicularis
Cacing ini disebut juga cacing kremi yang bersifat parasit di dalam usus manusia terutama pada anak-anak. Cacing betina bertelur pada malam hari dan mengeluarkan zat yang dapat menyebabkan rasa gatal di daerah anus.
e. Wuchereria bancrofti
Cacing ini bersifat parasit yang hidup pada pembuluh limfe atau getah bening manusia. Cacing dapat menyebabkan penyumbatan aliran limfe sehingga terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki, akibatnya kaki menjadi besar seperti kaki gajah yang disebut elepantiasis atau filariasis. Penyebaran cacing ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex.

PEMBELAJARAN IPA DI LUAR KELAS

IPA merupakan salah satu Mata Pelajaran yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Di dalam IPA dipelajari tentang sesuatu yang berhubungan ...