Sistem Peredaran Darah pada Hewan – Pada hewan satu sel, zat makanan dan oksigen masuk secara difusi sederhana. Sampah buangan yang dihasilkannya pun dibuang secara difusi sederhana pula, sehingga hewan satu sel tidak memiliki suatu sistem sirkulasi yang kompleks. Hal tersebut berbeda pada hewan multiseluler. Berikut sistem peredaran darah pada beberapa hewan tertentu.
1. Sistem Peredaran Darah pada Serangga (Insecta). Sistem peredaran darah pada serangga adalah sistem peredaran darah yang terbuka. Artinya, darah yang mengalir di dalam tubuh tidak selalu melalui sistem pembuluh. Sistem peredaran darah terbuka ini, biasanya terdapat pada hewan-hewan Arthropoda dan Mollusca. Pada serangga, darah berada dalam rongga tubuh. Oleh karena itu, organ-organ tubuh dalam rongga tubuh terendam dan langsung berhubungan dengan darah. Dalam plasma darah serangga terkandung hemosianin. Hemosianin berperan seperti hemoglobin dalam darah manusia, yaitu mengikat oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh. Jantung pada Arthropoda, belum berbentuk jantung seperti pada hewan lain. Jantung hanya berupa tabung yang memiliki dinding otot yang tebal sehingga mampu berkontraksi. Jantung seperti ini disebut jantung pembuluh (Gambar 5.17). Pada serangga, jantung pembuluh yang berada di bagian belakang tubuh, sejajar dengan punggung. Jantung tersebut berhubungan langsung dengan aorta yang berada di tubuh bagian depan.
Gambar 5.17 Belalang mempunyai sistem peredaran darah terbuka dengan jantung berupa jantung pembuluh.
Ketika jantung pembuluh berdenyut, darah terpompa ke aorta di tubuh bagian depan, lalu memasuki rongga tubuh. Antara aorta dan jantung pembuluh sudah dibatasi oleh klep yang berfungsi mencegah aliran balik ketika jantung berelaksasi. Jantung pembuluh memiliki pori halus. Melalui pori halus tersebut, darah dari rongga tubuh memasuki jantung untuk dipompa kembali ke seluruh tubuh.
2. Sistem Peredaran Darah pada Cacing (Annelida). Cacing memiliki sistem peredaran darah tertutup dengan kapiler-kapiler dalam tubuhnya yang tersebut di seluruh tubuh. Darah cacing sudah memiliki hemoglobin yang terlarut dalam protoplasma sel darah merahnya. Jantung cacing merupakan bagian dari aorta yang berdinding otot tebal sehingga dapat berkontraksi. Jantung cacing disebut juga jantung pembuluh atau lengkung aorta karena bentuknya yang melengkung (Gambar 5.18).
Gambar 5.18 Sistem peredaran darah cacing adalah sistem peredaran darah tertutup dan sederhana yang dipacu oleh kontraksi pembuluh darah dorsal dan lima pasang jantung.
Jantung memompakan darah dari bagian dorsal (punggung) ke pembuluh darah ventral (perut), lalu ke seluruh tubuh. Pertukaran udara terjadi di kapiler-kapiler yang tersebar di permukaan kulit di seluruh tubuh. Dinding kulit cacing lembap dan tipis sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Setelah melalui seluruh tubuh, darah akan kembali ke bagian dorsal tubuh, menuju jantung untuk kemudian dipompakan lagi ke seluruh tubuh.
3. Sistem Peredaran Darah pada Ikan (Pisces). Ikan dan semua hewan vertebrata lainnya memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung ikan lebih berkembang dibandingkan Arthropoda dan cacing. Pada ikan, jantung sudah mulai terbagi dengan jelas menjadi dua ruang, yaitu serambi dan bilik. Selain itu, sudah terdapat katup yang membatasi kedua ruang tersebut. Selain kedua ruang tersebut, terdapat juga struktur lain yang juga menyerupai ruang di bagian posterior (belakang) dari serambi. Struktur ini disebut sinus venosus. Sinus venosus menampung darah dari vena sebelum memasuki serambi. Darah ikan akan meninggalkan jantung ketika serambi jantung berkontraksi dan membawa darah yang kaya CO2 menuju insang, melewati konus arteriosus, yaitu arteri utama yang meninggalkan jantung. Dari konus arteriosus kemudian keaorta ventralis, kemudian ke arteri afferen brakialis yang melewati sistem insang. Di dalam insang, terjadi pertukaran udara dan darah diteruskan beredar ke seluruh tubuh (Gambar 5.19).
Gambar 5.19 Sistem peredaran darah pada ikan.
Darah kembali ke jantung melalui sistem pembuluh balik, yaitu vena cardinalis posterior(pembuluh balik tubuh bagian belakang) dan vena cardinalis anterior (pembuluh balik tubuh bagian depan). Selain itu, melalui vena porta hepatikus (pembuluh balik yang berasal dari hati) danvena porta renalis (pembuluh balik yang berasal dari ginjal).
4. Sistem Peredaran Darah pada Amphibia dan Reptilia. Katak memiliki jantung dengan tiga ruang yang terdiri atas satu bilik dan dua serambi. Di antara bilik dan serambi terdapat klep untuk mencegah darah kembali ke serambi ketika bilik berkontraksi. Serambi kanan berhubungan dengan sinus venosus yang menampung darah dari seluruh tubuh sebelum memasuki serambi kanan. Darah katak terdiri atas plasma darah yang jernih dan sel-sel darah. Plasma terdiri atas air, garam-garam mineral, dan protein darah. Sel-sel darah merah pada katak berbentuk pipih bulat-panjang, dengan hemoglobin yang terkandung dalam protoplasmanya. Sel-sel darah merah katak juga memiliki inti sel. Darah putih pada katak tidak berwarna dan memiliki inti. Darah dari seluruh tubuh yang kaya CO2 akan memasuki sinus venosus, kemudian masuk ke serambi kanan. Pada saat yang hampir bersamaan, darah dari paru-paru dan permukaan kulit memasuki serambi kiri. Darah ini kaya dengan O2. Selain menggunakan paru-paru sebagai organ pernapasan, katak juga mampu menggunakan kulitnya yang lembap sebagai tempat pertukaran udara. Di bawah kulit ini, terdapat arteri tempat pertukaran CO2 dan O2. Darah yang kaya O2 dari kulit dan paru-paru akan kembali ke serambi kiri jantung melalui vena pulmo (paru-paru) dan kutaneus (kulit). Oleh karena serambi kanan dan kiri berkontraksi pada waktu yang hampir bersamaan, darah yang kaya dengan CO2 dari serambi kanan akan sedikit bercampur dengan darah kaya O2 dari serambi kiri (Gambar 5.20a). Darah dari bilik memasuki pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus). Dari trunkus arteriosus, sebagian darah akan masuk arteri menuju paru-paru dan kulit (arteri pulmo-kutaneus). Adapun sebagian lagi akan masuk ke arteri yang membawa darah ke seluruh tubuh.
Dari seluruh tubuh, darah akan masuk ke dua sistem porta, yaitu sistem porta di hati (vena porta hepatikus) dan sistem porta di ginjal (vena porta renalis). Kemudian, bersatu di pembuluh balik besar (vena cava). Adapun pada Reptilia, bilik jantung Reptilia sudah mulai dipisahkan oleh sekat, meskipun tidak sempurna. Keberadaan sekat ini sudah dapat memisahkan darah yang kaya CO2dengan darah yang kaya O2. Pada buaya, sekat tersebut menjadi hampir sempurna denganforamen panizzae, sebuah struktur buluh yang menghubungkan antara bilik kanan dan bilik kiri. Foramen panizzae berperan terutama dalam menjaga tekanan cairan ketika buaya sedang menyelam. Dari bilik kiri, darah dialirkan ke dua sistem aorta yang membelok (arkus aortikus) ke kiri dan ke kanan. Kedua arkus aortikus ini akan bertemu membentuk aorta dorsalis (aorta yang berada di bagian punggung), yang menyuplai darah ke tubuh bagian belakang. Dari seluruh tubuh, darah akan kembali ke jantung melalui vena cava, masuk ke sinus venosus. Dari sinus venosus, darah masuk ke serambi kanan, lalu ke bilik kanan. Dari bilik kanan darah dipompa ke paru-paru. Dari paruparu, lalu kembali ke jantung dan memasuki serambi kiri, baru kemudian ke bilik kiri untuk kemudian dipompakan lagi ke seluruh tubuh (Gambar 5.20b).
Gambar 5.20 (a) Sistem peredaran darah pada Amphibia. (b) Sistem peredaran darah pada Reptilia.
5. Sistem Peredaran Darah pada Burung (Aves). Jantung burung dan mamalia memiliki empat ruang yang sudah terpisah sempurna. Dengan demikian, telah terjadi pemisahan yang sempurna antara darah kaya CO2 dan darah yang kaya O2. Darah burung berbentuk oval dengan inti sel, dan hemoglobin yang terkandung dalam protoplasma sel darahnya. Dari bilik kiri, darah akan mengalir lewat arteri yang bercabang tiga. Dua arteri bercabang-cabang lagi untuk menyuplai darah ke kepala dan organ-organ di tubuh bagian depan, serta otot-otot terbang. Satu arteri menyuplai darah ke anggota badan bagian belakang. Sementara itu, pembuluh balik (vena) pada burung dapat dibedakan atas vena cava superior (yang membawa darah dari tubuh bagian atas) dan vena cava inferior (yang membawa darah dari tubuh bagian bawah). Dari sistem vena tersebut, darah masuk ke serambi kanan dan bilik kanan. Dari bilik kanan, darah dipompakan ke paru-paru lewat arteri pulmonalis, dan kembali ke bilik kiri melalui vena pulmonalis. Aves, Mammalia, Reptilia, dan Amphibia memiliki sistem peredaran darah ganda karena dalam perjalanannya, darah dua kali melewati jantung. Pada cacing dan serangga, darah hanya satu kali melewati jantung, disebut sistem peredaran darah tunggal.
Gambar 5.21 Sistem peredaran darah pada burung.